LIMAPULUH KOTA (RIAUPOS.CO) -- RUAS Jalan Riau-Sumbar yang longsor di kawasan Kelok Sembilan, tepatnya di Km 153 dari Kota Padang atau di Jorong Aiaputiah, Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Rabu sore (4/12) sudah bisa dilewati kendaraan. Material longsor sepanjang 12 meter dengan ketinggian 5 meter yang sempat menutup separuh badan jalan sudah dibersihkan petugas dengan menggunakan dua alat berat. Termasuk milik Dinas PU Limapuluhkota. Walau sudah kembali normal, namun, para pengemudi dari Riau maupun Sumbar harus tetap waspada. Karena potensi longsor susulan di jalan nasional ini masih sangat terbuka.“Iya, ruas jalan Sumbar-Riau ini, kan memang rawan longsor. Kami imbau pengemudi tetap waspada,” kata Kepala Satker Jalan Nasional Wilayah 1 Sumbar Albert saat dihubungi Padang Ekspres (RPG) ketika terjadi longsor di kawasan Bukit 17, Jorong Kotomarapak, Nagari Persiapan Uluaia, Kecamatan Harau, Sabtu lalu (23/11).
Ini juga disampaikan Kalaksa BPBD Limapuluh Kota Joni Amir dan Manajer Pusdalops-PB BPBD Rahmadinol, kemarin siang. “Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kementerian ESDM memang masih ada potensi pergeseran tanah di Nagari Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru yang berada di pinggir jalan Sumbar-Riau,” kata Joni Amir dan Rahmadinol.
Sementara itu Humas Polres Limapuluh Kota, Brigadir Ababil mengatakan, longsor di bagian bawah Kelok Sembilan dari arah Payakumbuh kemarin siang terjadi akibat hujan deras. Saat material longsor menutup badan jalan, Wakapolres Limapuluh Kota Kompol Abdul Syukur Felani bersama Kabag Ops Kompol Efrizal, dan Kapolsek Harau Kompol Bakhlis, terpantau sudah turun ke lokasi longsor yang berada di Km 153 dari Kota Padang tersebut.
"Longsor memang sempat menimbun badan jalan Riau-Sumbar sepanjang 12 meter dengan tinggi 5 meter. Sehingga arus lalu-lintas sempat buka-tutup. Tapi, malam ini (malam tadi, red) sudah bisa dilewati kembali," kata Brigadir Ababil.
Sementara itu, banjir juga mengepung sejumlah wilayah di Kabupaten Limapuluh Kota. Kepala Pelaksana BPBD Limapuluh Kota Joni Amir, bersama Manajer Pusdalops PB BPBD Limapuluh Kota, Rahmadinol mengatakan, sejak Senin malam (2/12) sampai Rabu siang (4/12), sudah 14 nagari terdampak banjir dan longsor di kabupaten ini. Yakni Nagari Manggilang dan sebagian Nagari Pangkalan di Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Kemudian Nagari Sarilamak, Nagari Taram, Nagari Tarantang, dan Nagari Lubuak Batingkok di Kecamatan Harau. Selanjutnya, Nagari Tanjuang Gadang dan Nagari Halaban di Kecamatan Lareh Sago Halaban. Kemudian, Nagari Andaleh di Kecamatan Luhak. Berikutnya, Nagari Koto Baru Simalanggang, Nagari Koto Tangah Simalanggang, dan Nagari Sungai Baringin di Kecamatan Payakumbuh. Selanjutnya, Nagari Talang Maua dan Nagari Sungai Antauan di Kecamatan Mungka, serta Nagari Maek di Kecamatan Bukit Barisan
"Banjir yang menggenangi permukiman warga, terjadi di Nagari Manggilang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Kemudian di Jorong Purwajaya, Nagari Sarilamak, Harau. Serta di Jorong Kubang Rasau dan Subarang Aia, Batu Payuang, Lareh Sago Halaban. Serta, Jorong Lubuak Simato di Nagari Sungaiantuan, Kecamatan Mungka," kata Joni Amir.
27 KK Masih Mengungsi
Sampai Rabu sore (4/12), tercatat masih ada 27 kepala keluarga (KK) yang terpaksa diungsikan akibat banjir. Ke-27 KK itu merupakan warga Jorong Kubangrasau, Nagari Balaipanjang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, dan warga Jorong Subarang, Nagari Taram, Kecamatan Harau.
"Iya, sampai sore tadi (kemarin sore, red), masih 27 KK yang diungsikan. Sebanyak 22 KK di Jorong Kubangrasau dan 5 KK di Jorong Subarang," kata Joni Amir didampingi Rahmadinol.
Joni Amir dan Rahmadinol menjelaskan, warga di Jorong Kubangrasau diungsikan ke posko yang dikoordinir camat bersama pemerintah nagari setempat. Sedangkan warga di Jorong Taram diungsikan ke rumah keluarga mereka. Warga kedua jorong ini diungsikan karena rumah mereka yang berada di tengah-tengah dan di pinggiran Batang (Sungai) Sinama, terendam luapan air Batang Sinama dengan ketinggian mencapai 40 cm. "Namun di Taram, dari 5 KK yang sempat kebanjiran, tinggal 2 KK yang masih mengungsi ke rumah keluarga. Sedangkan 3 KK lainya, malam ini (malam tadi, red), sudah kembali ke rumah mereka karena air Batang Sinama sudah mulai surut. Kita doakan, air tak meluap lagi. Sedangkan di Kubangrasau, memang sampai tadi sore (kemarin sore, red), 22 KK yang terdiri dari 85 jiwa, belum bisa kembali ke rumah mereka karena banjir belum surut," kata Joni Amir.
Selain di Jorong Kubangrasau dan di Jorong Subarang,banjir pada Rabu pagi (4/12), juga merendam beberapa rumah penduduk di Jorong Subarangaia, Nagari Batupayuang, Kecamatan Lareh Sago Halaban. “Selain sempat merendam rumah warga, air Batang Sinama yang naik juga merusak areal pertanian dan irigasi,” kata Wali Nagari Batupayuang Masriyanto kepada RPG.
Ini dibenarkan oleh Joni Amir. "Iya, Jorong Subarangaia, Nagari Batupayuang juga kebanjiran. Beberapa rumah sempat terendam, namun kini sudah surut. Selain di Nagari Batupayuang, banjir pada Rabu (4/12), juga merendam 2 unit rumah penduduk di Jorong Balairupih, Nagari Simalanggang, Kecamatan Payakumbuh," kata Joni Amir.
Sehari sebelumnya atau Selasa (3/12), banjir juga merendam 16 unit rumah penduduk di Jorong Purwajaya, Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, dan menggenangi areal permukiman penduduk Jorong Lubuaksimato, Nagari Sungai Antuan, dan Jorong Talang, Nagari Talangmaua, Kecamatan Mungka. "Namun di Jorong Purwajaya, Jorong Lubuaksimato, Jorong Talang Maua, dan juga di Nagari Manggilang, Kecamatan Pangkalan, pada Rabu ini (4/12), banjir sudah tidak ada lagi. Kami sudah memantau ke sana tadi siang (kemarin, red)," ujar Joni Amir.
Sementara itu Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi kemarin siang terpantau melihat kondisi banjir di Jorong Subarang, Nagari Taram, Kecamatan Harau. Dalam siaran pers yang diterima RPG, Irfendi meminta masyarakat tak mendekati daerah rawan bencana.
"Saya mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas dulu di kawasan rawan bencana seperti banjir dan longsor. Sebab, hingga kini curah hujan yang mengguyur wilayah kita cukup tinggi," ungkap Irfendi Arbi.
Meski mengimbau tetap waspada, Irfendi juga mengingatkan warga agar tidak panik berlebihan, begitu mengetahui akan ada bencana. Sebaliknya harus tetap tenang dan memiliki kesiapsiagaan menghadapi bencana.
"Kita juga perlu mengingatkan masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik menghadapi cauaca ekstrem, tapi tetap harus waspada," ujar Irfendi Arbi.(frv/ted)
Laporan RPG, Limapuluh Kota